GERAKAN LINGKUNGAN di BERBAGAI BELAHAN DUNIA


GERAKAN LINGKUNGAN di BERBAGAI BELAHAN DUNIA

GERAKAN LINGKUNGAN di BERBAGAI BELAHAN DUNIA

Gerakan lingkungan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bentuk aksi kesadaran manusia yang peduli terhadap kerusakan lingkungan, serta berbagai aspek dalam kehidupan manusia yang terancam akibat kerusakan lingkungan. Gerakan Environmentalism mencoba memperbaiki masalah lingkungan dengan struktur yang sudah ada.

Berbagai Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi sekarang menurut Brown, Lester R, (ed), dalam Laporan World Watch Institute, antara lain:
a)      Lapisan ozon yang melindungi bumi pada garis lintang utara bumi yang padat penduduknya menipis 2x lipat lebih cepat daripada yang diperkirakan oleh para ilmuan beberapa tahun sebelumnya;
b)      Sekurang-kurangnya 140 jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan punah setiap harinya;
c)      Tingkat karbon dioksida di atmosfer yang merupakan perangkap panas mengalami peningkatan tidak kurang dari 26% daripada konsentrasi pada zaman pra industri dan masih mengalami peningkatan terus;
d)     Permukaan bumi lebih panas pada tahun 1990 daripada tahun sebelumnya sejak pencatatan mulai dilakukan pada pertengahan abad kesembilan belas,dan dan enam dari tujuh tahun-tahun yang tercatat paling panas terjadi sejak tahun 1980;
e)      Hutan-hutan lenyap dengan kecepatan sekitar 17 hektare pertahun, suatu kawasan yang luasnya kira-kira setengah hari luasnya seluruh luasnya negara Finlandia. Penduduk bumi bertambah dengan 92 juta jiwa pertahunnya, kira-kira sama banyaknya dengan penduduk negara meksiko; dari jumlah itu 88 juta orang merupakan penambahan penduduk di negara berkembang.
 lesterbrown_blog
Gambar Lester Brown
Aktivis gerakan lingkungan hidup tumbuh dan berkembang, khususnya di kawasan Eropa dan Amerika. Mereka mengecam modernitas dengan segala gaya hidupnya,  konsumsinya, dan produk industrialisasinya.

Gerakan lingkungan dibidang intelektual pertama di AS berawal dari buku Silent Spring ditulis Rachel Carson tahun 1962. Kemudian terbit tulisan The Historical Roots of Our Ecological Crisis oleh Lynn White (1967) danThe Tragedy of The Commons oleh Garet Hardins (1968).

Sebelum buku tersebut tahun 1892 John Muir, Kepala Pengawasan Hutan yang Pertama di AS. John Muir dan Robert Johnson sukses melobi Kongres untuk melestarikan Yosemite sehingga lahirlah Yosemite National Park. Keduanya kemudian bergabung membentuk Sierra Club, salah satu organisasi lingkungan pertama dan menjadi contoh bagi banyak organisasi lingkungan modern. Kemudian bermunculan organisasi lingkungan lain seperti tahun 1905 Gifford Pinchot mendirikan organisasi pecinta lingkungan Audobon, tahun 1922 berdiri Izaak Walton League, tahun 1935 berdiri Wilderness Society, tahun 1936 berdiri National Wildlife Federation. Kemudian aktifitas lingkungan sempat vakum karena perang dunia 1 dan 2.

Pada tahun 1969 Senator AS Gaylord Nelson menyampaikan pidato untuk memasukkan isu lingkungan hidup akibat perang (anti perang) pada kurikulum resmi perguruan tinggi dengan mengikuti model teach in dan memprakarsai setiap tanggal 22 April sebagai Hari Bumi yang didukung oleh masyarakat sipil Amerika.Dalam catatan TIME pada Hari Bumi 22 April 1970 diperkirakan 20.000.000 orang turun kejalan, tercatat 1500 perguruan tinggi dan 10.000 sekolah ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa pada Hari Bumi. Demonstrasi besar ini berasal dari kolaborasi antara komunitas generasi pemrotes 60-an yang terkenal sebagai penentang perang Amerika di Vietnam dan gerakan lingkungan hidup yang mulai menemukan momentumnya. Generasi pemrotes ini menjadi basis dukungan yang esensial bagi gerakan lingkungan.
Gaylord Nelson
 Gambar Senator Gaylord Nelson
Berikutnya tahun 1988, gerakan lingkungan yang dilakukan oleh perempuan aktifitas CHIPKO untuk mempertahankan penebangan pohon dengan cara memeluk pohon yang akan ditebang. Gerakan ini, dimotori oleh Vandana Siva, karena sadar bahwa perempuan memiliki akses yang dekat dengan lingkungan dalam melangsungkan penghidupan rumah tangga.
Gerakan Lingkungan Hidup seperti Greenpeace, dibentuk  tahun 1971 sebagai bentuk keprihatinan terhadap uji coba nuklir. Kemudian arah gerakan melebar melalui kampanye‚ selamatkan Ikan Paus, dan terus menjangkau kawasan asia tenggara melalui kampanye masalah hutan tropis dan masalah limbah industri beracun. Selain itu gerakan lingkungan World Watch Institute, sebuah pusat penelitian dan kajian yang diprakasai oleh Lester Brown pada tahun 1975 untuk mengumpulkan informasi dari seluruh dunia akan masalah-masalah lingkungan. Pada tahun 1975 di California, Amerika Serikat, muncul gerakan yang menamakan dirinya The Universal Pantheis Society, yang meyakini alam dan seisinya memiliki jiwa yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak boleh saling merusak.
greenpeace
Gambar Greenpeace
Robert Jay Lifton dan Richard Falk (1982) menjelaskan bagaimana kekuatan fenomena memainkan peran penting dalam gerakan lingkungan hidup. Menurut Lifton dan Falk jatuhnya bom atom di Hirosima dan Nagasaki mendorong aktivis pro lingkungan hidup di dunia melakukan perlawanan secara serentak menolak nuklir sebagai solusi baik untuk mengamankan negara maupun untuk kepentingan pembangkit tenaga listrik. Jacqueline Vaughn Switzer (1994), Switzer memberi contoh tragedi bocornya tabung reaktor nuklir di Chernobyl mampu menstimulasi tumbuhnya kesadaran manusia terhadap salah satu hak dasarnya, yaitu, hak atas lingkungan hidup.

Gerakan lingkungan hidup yang muncul dan berkembang pada dekade 70-an dan 80-an mendapat dukungan publik yang luas. Hal tersebut karena kepentingan yang dibawa oleh kelompok-kelompok lingkungan merupakan kepentingan masyarakat umum. Di sisi lain, obyektifitas dan independensi terjaga dengan jelas karena ada garis-batas antara kelompok lingkungan hidup dengan kekuasaan. Sehingga, dukungan publik yang begitu luas memberi pengaruh politis. Tambahan lagi pertambahan jumlah kelompok atau organisasi lingkungan baik kecil maupun besar, nasional maupun sampai transnasional, sangat pesat dalam jumlah organisasinya. Awalnya, pada awal 1970, jumlah anggota kelompok lingkungan hidup hanya beberapa ratus orang. Namun, saat ini jumlahnya meningkat menjadi ratusan ribuan dalam jangka waktu 30 tahunan, dan berjumlah puluhan jutaan orang di seluruh dunia, dengan berbagai corak kegiatan.

Selanjutnya memasuki abad ke-20 gerakan lingkungan yang berfokus pada pemanasan global yang dinahkodai Al-Gore mantan wakil presiden AS. Gerakan tersebut menyadarkan masyarakat dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global, efek rumah kaca, serta bagaimana upaya mengurangi dampak pemanasan global.

Politik internasional abad 20 ini berkembang pada isu-isu lingkungan global karena beberapa alasan,pertama bahwa manusia dihadapkan pada masalah lingkungan global yang memengaruhi setiap orang dan hanya dapat dikelola secara efektif dengan bekerjasama antara semua, atau sebagian besar Negara.Kedua, meningkatnya skala permasalahan regional dan lokal, seperti degradasi urban, penggundulan hutan,desertificationsalinationdenudation, atau kelangkaan air. Ketiga, hubungan yang kompleks antara permasalahan lingkungan dengan perekonomian dunia yang mengglobal.

Kelompok Green beranggapan bahwa kemerataan tingkat internasional harus ada. Dan tujuan tersebut bisa dicapai dengan menyelesaikan siu-isu seperti kesejahteraan, pendapatan termasuk pula isu-isu lingkungan hidup seperti global warming, emisi karbon. Namun, kelompok Green tidak hanya berhenti pada pertanyan “siapa yang mendapatkan apa”. Kelompok Green menginginkan perubahan dilakukan berdasarkan kelompok kerja pada tingkat global ataupun lokal. Kelompok Green juga menginginkan keadilan untuk makhluk hidup lainnya.Pendekatan kelompok Green adalah mendukung keberagaman dan menolak perusakan keberagaman tersebut yang biasanya dianut oleh budaya-budaya kelompok masyarakat lainnya.

Gerakan Lingkungan di Indonesia
Inisiator gerakan lingkungan di Indonesia diawali oleh Prof. Emil Salim yang ketika itu menjabat Menteri Pengawas Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH). Setelah dua bulan diangkat sebagai Menteri. Beliau bersama-sama dengan beberapa kawannya, seperti Bedjo Rahardjo, Erna Witoelar, Ir. Rio  Rahwartono (LIPI), dan Tjokropranolo (Gubernur DKI), membicarakan bagaimana lingkungan menjadi sebuah gerakan dalam masyarakat. Pembicaraan tersebut menghasilkan koalisi 10 organisasi Non Pemerintah yaitu : kelompok sepuluh pelestari lingkungan Hidup (KSPLH). Karena sifatnya masih kedaerahan sehingga membuat pendukung-pendukung KSPLH kurang puas. Mereka menginginkan agar gerakan lingkungan yang tumbuh bersifat nasional. Maka Emil Salim dibantu WWF di Indonesia yang diketuai Hamengkubuwono IX (Sultan Yogyakarta) diadakan pertemuan di Jakarta pada Oktober 1980. Pada pertemuan inilah WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) berdiri. Tidak hanya mengawali pembentukan gerakan lingkungan, Emil Salim menjadi pelopor pembentukan Pusat Study Lingkungan Hidup (PSLH) di universitas-universitas utama negeri di Indonesia.

Gerakan lingkungan pertama di Indonesia dalam bentuk organisasi dilakukan oleh Walhi. Walhi didirikan tepatnya pada tanggal 15 Oktober 1980 sebagai reaksi atas ketidakadilan dalam pengelolaan sumberdaya alam  dan sebagai akibat dari paradigma dan proses pembangunan yang tidak keberlanjutan. WALHI merupakan forum kelompok masyarakat sipil yang terdiri dari organisasi non-pemerintah (LSM), Kelompok Pecinta Alam (KPA) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Walhi memulai kegiatan penelitian lingkungan pencemaran mercury di  Teluk Jakarta, membangun hubungan dengan semua pihak (public relation), kemudian disusul dengan membangun kesadaran publik (public awareness) tentang lingkungan. WALHI memiliki cabang di berbagai provinsi di Indonesia. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 1 juta anggota individu
site_walhi
Gambar Walhi
Selama kurun waktu tahun 1970-1980 terjadi proses pembekuan gerakan-gerakan lingkungan hidup yang terorganisasi dengan berbasis massa, yang kemudian diganti oleh gerakan lingkungan yang terorganisasi tanpa berbasis masa keanggotaan. Pada masa ini terjadi kemunduran dari gerakan Iingkungan di Indonesia, hal ini disebabkan karena sifat organisasinya yang berbentuk jaringan dan non keanggotaan, kemudian ditambah lagi program lingkungan hidup yang belum terarah serta pembentukan organisasi tersebut sedikit banyak tidak terlepas dari campur tangan pemerintah. Akibatnya Selama lebih dari 34 tahun, gerakan lingkungan yang digagas Walhi belum mampu membangun basis kekuatan rakyat. Persoalan lingkungan tidak hanya bisa dijawab dengan mengatur dan mengelola lingkungan namun juga perlu melakukan pemberdayaan kepada masyarakat agar dapat ikut serta berperan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar